Text
Mimpiku untuk Indonesia dikemudian hari
Bagaimana rasanya menjadi anak lelaki semata wayang
dalam keluarga tanpa ayah? Ya, penuh tekanan dan harapan.
Satu sisi, aku depresi dengan status yatim di pikiranku. Lalu,
sisi yang lain menginginkanku menjadi sekuat baja menopang
biduk ekonomi keluarga yang mandek1
. Bukan apa-apa, Ibu,
dahulu hanya seorang perawat rumah tangga, tidak bekerja,
dan hanya mengandalkan kiriman dari Ayah. Akan tetapi, Sang
Pengirim itu telah pensiun memberikan nominalnya. Akankah
kami kelaparan dan mati akibat kekhawatiran?
Jawabnya tidak. Aku, Ibu, dan adik masih sehat hingga
tujuh tahun pasca kepergian Ayah. Meski, beberapa keadaan
teramat berbeda.
P00185S | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain